Japesda- Ramadan menjadi bulan yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Tidak hanya untuk masyarakat muslim tapi juga masyarakat non muslim karena di waktu-waktu tertentu ada saat di mana semua masyarakat akan berbaur dan memburu takjil. Di sisi lain, untuk sebagian orang bulan Ramadan menjadi bulan yang baik karena banyak di antara masyarakat akan berubah menjadi penjual takjil musiman.
Saat bulan Ramadan tiba, umat muslim akan melaksanakan puasa selama hampir seharian penuh yang dimulai dari matahari terbit hingga petang. Untuk berpuasa hal yang harus dilakukan adalah makan di saat sahur, dan berbuka di saat azan magrib terdengar. Terhitung dua kali dalam sehari, seharusnya intensitas ini dapat membantu mengurangi sampah plastik, tapi kok sampah plastik menjadi semakin bertambah di bulah Ramadan?
Menurut data yang dihimpun dari KLHK tahun 2023, sampah organik yang datang dari dapur mendominasi sampah di indonesia ketika bulan puasa tiba, produksi sampah sisa makanan ini mencapai 41,2% dan sampah rumah tangga sebesar 39,2% sedangkan sampah plastik sebanyak 18,2 %. Kok bisa ya? Hal ini terjadi karena ketika berpuasa kita akan menahan lapar dan haus seharian sehingga ketika waktu berbuka tiba, sifat konsumtif semakin meningkat, alhasil pembelian takjil, makanan cepat saji hingga makanan yang dimasak dirumahan akan lebih bervariasi. Tak hanya itu hal yang sama juga terjadi ketika makan sahur terjadi, karena akan menahan lapar selama seharian penuh, kita menjadi kalap dan memasak menu-menu terbaik sehingga produski sampah sisa makanan menjadi meningkat.
Di bulan Ramadan yang suci ini, penulis akan memberikan tips agar bulan yang suci ini semakin berkah tanpa perlu menambah produksi sampah dan mempercepat kerusakan bumi. Berikut adalah beberapa tips yang disarankan:
- Membawa wadah ketika membeli takjil
Takjil erat kaitannya dengan wadah praktis yang biasanya mempermudah pembeli maupun penjual. Biasanya penjual akan menyediakan wadah yang terbuat dari styrofoam, plastik mika, cup minuman dan sendok plastik dan akan dibungkus mengunakan kantong plastik. Untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, sobat Japesda bisa mencoba dengan membawa wadah dan botol minum sendiri dari rumah. Selain mengurangi sampah plastik ini juga lebih aman dan fashionable.
- Membeli secukupnya
Karena seharian menahan lapar dan haus kita sering kali kalap dan ‘lapar mata’ ketika melihat makanan maupun minuman, apalagi ketika melihat es buah dan aneka kue-kue yang dijajalkan penjual. Namun tahan sobat Japesda, sebelum berbuka sebaiknya membeli secukupnya yang dirasa mampu dihabiskan ketika waktu berbuka tiba, karena pembelian yang berlebihan akan meningkatkan resiko pembuangan makanan yang lebih besar.
- Memasak secukupnya
Pikiran akan lapar ketika siang tiba seringkali membuat kita merasa harus memakan banyak ketika waktu sahur, akibatnya kita sering memasak banyak alhasil seringkali makanan sisa sahur akan berakhir ditempat sampah karena tidak habis dan tidak dapat disimpan hingga berbuka. Untuk menangulangi ini, sobat Japesda bisa mencoba dengan memasak sayur maupun lauk-pauk secukupnya, hal ini mengurangi resiko sisa makanan yang berlebihan dan akan menjadi sampah.
- Memilah sampah
Menumpukkan sampah di satu tempat tanpa memilah jenis sampah dapat mengakibatkan pencemaran udara dan mengganggu penciuman. Tentu sangat tidak nyaman menjalankan puasa dengan bau busuk yang menganggu dari tumpukan sampah. Akan lebih baik jika sobat Japesda memilah dan memisahkan sampah yang ada di tong sampah kalian. Selain untuk mengurangi bau busuk yang menyengat, pemisahan sampah organik dan non organin akan berguna untuk proses recycle sampah.
- Bijak dalam berbelanja dan memilih keperluan Ramadan
Kita tentunya akan menyiapkan segala hal yang terbaik untuk menjalankan bulan Ramadan, apalagi ketika mendekati lebaran, segala hal dari dekorasi rumah hingga hal pribadi seperti baju lebaran membutuhkan persiapan ekstra untuk merayakan kemenangan berpuasa sebulan penuh. Kegembiraan ini harus juga sepadan dengan kebijakan saat berbelanja, akan lebih baik jika sobat Japesda memilih untuk menggunakan kembali pakaian ataupun perlengkapan yang telah tersimpan lama di almari untuk mengurangi kemungkinan melonjaknya sampah tekstil dari sifat konsumtif kita terhadap gaya hidup. **