Japesda – Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) dilakukan untuk yang kedua kalinya di Provinsi Gorontalo. Kegiatan ini berlangsung sejak Jumat- Sabtu, 25-26 Oktober 2024. Mengambil tema besar laut, kegiatan ini dilakukan di tempat wisata ikonik di Provinsi Gorontalo, yaitu Wisata Hiu Paus Botubarani Gorontalo, Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Pangkalan Tiga. Tempat ini tentunya sangat melekat dengan Provinsi Gorontalo dan ramai dikunjungi oleh turis lokal dan turis mancanegara. Dengan tajuk “Jaga Laut, Jaga Masa Depan,” kegiatan yang sama berlangsung secara serempak di seluruh regional di Indonesia. Tema ini diangkat sebagai salah satu ungkapan kekhawatiran karena pencemaran laut yang saat ini mulai mengkhawatirkan.
Tak bisa dipungkiri laut menjadi salah satu aspek penting di masyarakat, tidak hanya sebagai sumber makanan maupun sumber mata pencarian, di sisi lain laut berperan aktif untuk menjaga keberlangsungan ekosistem. Melalui fitoplankton, bakteri fotosintetik dan alga, laut dapat menyumbangkan sebanyak 50-80% oksigen untuk bumi, belum lagi kandungan garam dan keberagaman hayati yang ada di laut membuat laut penting untuk dijaga kelestarian dan keberlangsungannya.
Di Desa Botubarani, laut dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penghasilan melalui jalur destinasi wisata. Wisata yang dikenalkan adalah wisata hiu paus. Binatang dengan nama ilmiah Rhincodon Typus atau lebih dikenal dengan Whale Shark ini akan muncul ke permukaan ketika pengunjung memberi pakan udang dan dilemparkan ke laut. Tak hanya memberi makan, pengunjung juga bisa dengan bebas berfoto dan menyelam bersama hiu paus.
Tapi akhir-akhir ini, dikutip dari seakayakadventures.com belakangan tingkat kematian hiu paus mulai meningkat, apalagi hiu muda, sedikitnya hanya satu dari sepuluh ekor hiu paus yang mampu bertahan dan mencapai usia dewasa. Pertumbuhan hiu paus yang tergolong lambat, membuat mereka rentan terhadap predator dan ekosistem laut yang tercemar. Ini menjadi hal yang penting mengingat Desa Botubarani adalah perkampungan pesisir yang padat penduduk. Untuk itu, dalam rangkaian kegiatan AMJI tahun 2024 ini terbagi atas dua agenda utama yaitu Sharing Is Caring: Jaga Laut, Jaga Masa Depan dan Trash Hunter. Kegiatan ini turut melibatkan pemerintah desa Botubarani, karang taruna, Akademisi, warga lokal dan local champion, Organisasi-organisasi pemuda.
Hiu Plastik
Pada rangkain kegiatan ini, relawan AMJI juga memamerkan sebuah replika hiu paus sepanjang hampir 2 meter dengan bobot mencapat 4 kilogram yang ditempeli dengan sampah, tidak hanya di luar, pada bagian dalam tubuh hiu juga diisi dengan sampah. Keseluruhan sampah yang digunakan yaitu sebanyak 3,4 kilogram sampah plastik yang dikumpulkan dari beberapa tempat jajanan anak muda, seperti: sampah-sampah plastik dari pedagang kaki lima di depan kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo, sampah plastik pedagang kaki lima di emperan Kalimadu dan beberapa tempat yang sering sekali dikunjungi anak muda, totalnya sampah-sampah ini dikumpulkan selama tiga hari.
Adanya replika hiu paus yang diberi nama “Hiu Plastik” ini menurut Della Mutia Ibrahim adalah salah satu bentuk refleksi dari banyaknya pemberitaan media yang melaporkan bahwa biota-biota laut ini ketika dibelah tubuhnya mengandung banyak sampah plastik.
“Ini adalah refleksi bagi kita semua bahwa sampah yang kita hasilkan di darat itu akan bermuara ke laut, Hiu Plastik ini juga adalah salah satu bentuk kampanye agak kita lebih sadar dan peduli menganai plastik,” ujar Della.
Sharing is Caring: Jaga Laut, Jaga Masa Depan.
Sharing is caring: Jaga Laut Jaga Masa Depan, dilakukan pada Jumat, (25/10) di Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Dalam diskusi ini menghadirkan Basir Noho selaku Asisten Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Sumber Daya Alam pada Sekretariat Daerah Bone Bolango, Akademisi Taufiq Abdullah selaku dosen dari Fakultas Kelautan dan Teknologi Perikanan (FKTP) Universitas Negeri Gorontalo, komunitas pemuda peduli iklim Jamaludin Kadir dari Tanggidaa Group dan seorang local Champions, dari Desa Botubarani: Olis Latif.
Keempat pemateri ini diberikan waktu untuk memaparkan pandangan mereka mengenai tema besar yang diusung dalam kegiatan AMJI kali ini. Diskusi diawali dengan pandangan seorang akademisi, Taufiq Abdullah mengungkapkan bahwa untuk menjaga laut dan menjaga masa depan perlu adanya semua elemen. Dalam pemaparannya menjelaskan bahwa ada hubungan antara kondisi di darat dan kondisi di laut. kedua bagian ini menurutnya akan saling mempengaruhi.
“Kegiatan di darat seperti industri tambang, perusahaan, pembukaan tambak besar-besaran juga memberikan dampak yang signifikan untuk area perikanan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Taufiq juga menjelaskan bahwa sampah plastik yang diproduksi di darat harusnya tidak berakhir di laut, selain merusak ekosistem hal ini nantinya akan menjadi pisau bermata dua untuk manusia.
“Sampah-sampah plastik seharusnya tidak boleh berakhir ke laut, apalagi sampah-sampah industri maupun limbah yang nantinya dibuang di laut akan dimakan oleh ikan, dan pada akhirnya ikan dimakan oleh manusia,” tambahnya lagi.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Basir Kono, menurut Basir laut harus dijaga dengan baik karena bagi masyarakat pesisir laut adalah sumber penghidupan masyarakat. Apalagi di sepanjang garis pantai, pesisir Gorontalo memiliki potensi wisata yang beragam, inilah kenapa ekosistem laut menjadi sangat penting. Untuk menunjang hal tersebut, masyarakat harus ikut berperan aktif dalam melakukan penjagaan area pesisir, pembersihan, dan juga dilakukannya transplantasi karang untuk menjaga biota dan keragaman bahari.
“Kita harus menjaga laut, karena ini rumah kita, ini tempat kita hidup dan mata pencarian, jadi harus dijaga bersama.”
Trash Hunter
Trash hunter ini melibatkan warga lokal, relawan AMJI, Komunitas Penyelam, siswa Brilli Kids Elementary dan Relawan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bone Bolango, kegiatan yang berlangsung di Sabtu pagi, 26 Oktober 2024 ini diawali dengan kelas pengolahan limbah plastik menjadi barang siap pakai yang dibawakan langsung oleh Jamaludin Kadir dari Tangidaa Group. Dalam kelasnya Jamaludin memanfaatkan sampah plastik berupa botol-botol air kemasan untuk kembali digunakan menjadi barang-barang berguna. Tidak hanya itu, Jamaludin juga menjelaskan mengenai pentingnya memilah sampah dan mengelompokkan sampah ke dalam klasifikasi tertentu.
“Sampah plastik yang kita buang sejatinya bisa bernilai rupiah jika kita mau mengolahnya lagi menjadi barang baru yang memiliki daya tarik,” ujar Jamaludin.
Setelah kelas pengelolahan limbah plastik, peserta lalu diajak untuk berlomba. Lomba ini dikemas secara menarik dan menyenangkan, di mana peserta yang ikut serta dalam kegiatan Trash hunter tersebut akan diberikan reward dengan pertimbangan: peserta yang mengangkat sampah plastik terbanyak dan peserta yang mendapatkan sampah dengan tahun produksi tertua.
Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini, peserta juga dibagi menjadi 10 kelompok yang didampingi tim fasilitator dari relawan AMJI, di mana dalam proses pemungutan sampah peserta wajib untuk melakukan pendataan mengenai jenis sampah yang didapatkan, tahun berapa sampah itu diproduksi dan perusahaan yang memproduksi sampah tersebut. Menurut Della Mutia Ibrahim selaku Koordinator AMJI Gorontalo, ini adalah salah satu output selepas kegiatan.
“Output dari kegiatan ini adalah data, dari pendataan ini kita bisa lihat berapa banyak sampah yang kita dapatkan di sepanjang pesisir pantai Botubarani ini. Data ini nantinya akan kita gunakan untuk melihat perusahaan apa yang menyumbang sampah terbanyak,” ujarnya.
Winarti, salah satu peserta perempuan dari (DLH) Bone Bolango mengaku takjub dengan kegiatan trash hunter ini, menurutnya hal ini sebelumnya belum pernah terjadi, banyak yang melakukan kegiatan bersih-bersih dan mengangkat sampah namun belum ada yang pernah melakukan pendataan mengenai sampah yang didapatkan tersebut.
“Sebelumnya pendataan sampah seperti ini belum pernah ada, semoga kegiatan-kegiatan seperti ini sering dilakukan agar laut menjadi lebih bersih.”
Tidak hanya di darat, di saat yang bersamaan Gusnar Lubis Ismail bersama Komunita Bobara Putih, Komunitas Freedive Gorontalo dan Tim Monitoring Hiu Paus Botubarani akan melakukan penyelaman untuk pembersihan sampah di area terumbu karang serta melakukan pembentangan baliho AMJI di atas air.
“Kami akan turun bersama-sama untuk melakukan pembersihan sampah bawah laut dan melakukan pembentangan baliho.”
Totalnya lebih dari 50 karung beras bermuatan 1 koli digunakan untuk memuat sampah, masing-masing kelompok memungut sampah dengan bobot keseluruhan mencapai 11 kilogram dan dipisahkan dalam dua kelompok, yaitu: sampah organik maupun non organik, dan dari pendataan ini ditemukan bahwa di sepanjang garis pantai Wisata Hiu Paus Botubarani memiliki sampah yang beragam dengan kuantitas sampah terbanyak yaitu sampah plastik kemasan air minum ukuran 600 ml, dan sampah terlama yang ditemukan adalah botol bedak My Baby yang diproduksi di tahun 2004. **