Perkumpulan Japesda

Simpan Pinjam Dijalankan, Kekompakan Nelayan Dipertahankan

Monitoring simpan pinjam tahap dua Kelompok Sipakullong, Jumat, 26 Desember 2025. Foto: Japesda

TOROSIAJE-  Program simpan pinjam atau Village Saving and Loans Association (VSLA) yang digulirkan oleh Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (Japesda) membawa dampak positif bagi nelayan di Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Selain membantu menopang kebutuhan ekonomi, program ini juga mampu menjaga kekompakan dan kebersamaan nelayan dalam menghadapi kondisi hasil tangkapan yang tidak menentu.

Staf Financial Inklusi Kelompok Sipakullong, Sri Dewi K. Nagi mengungkapkan bahwa cuaca yang tidak menentu kerap menjadi kendala utama dalam aktivitas melaut. Kondisi tersebut sering membuat hasil tangkapan yang diperoleh nelayan tidak sebanding dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan. 

“Kami mendorong nelayan di sini (Desa Torosiaje Laut) mampu mengelola keuangan rumah tangga. Kemarin, kami baru saja melaksanakan monitoring ke-12 yang dirangkaikan dengan pembagian hasil (share out),” kata Dewi saat dibungi Senin, 29 Desember 2025.

Dewi melanjutkan, monitoring dilakukan  pada Jumat, 26 Desember 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari evaluasi rutin program simpan pinjam yang telah berjalan selama satu tahun. Sebelum proses pembagian hasil dilakukan, anggota kelompok Sipakulong terlebih dahulu menjalankan kegiatan simpan pinjam seperti biasanya. 

“Kemarin tercatat tiga orang anggota yang menabung, sementara satu anggota lainnya melunasi pinjaman. Pelunasan pinjaman ini juga penting agar proses share out dapat terlaksana,” tambah Dewi

Anggota Kelompok Sipakullong menyerahkan sejumlah uang kepada bendahara untuk ditabung, dalam monitoring simpan pinjam tahap kedua, Jumat, 26 Desember 2025. Foto: Japesda.

Namun, dalam pelaksanaannya terdapat kendala terkait pelunasan pinjaman. Dari lima anggota yang masih memiliki pinjaman, empat di antaranya tidak hadir dalam pertemuan. Meski demikian, pinjaman tersebut sebelumnya telah dilakukan di luar pertemuan kelompok sehingga jumlah pinjaman tidak melebihi nilai tabungan masing-masing anggota.

“Kami ada SOP, kalau meminjam di luar pertemuan kelompok maka tidak boleh lebih dari tabungan yang bersangkutan. Jadi, memang ada anggota kelompok  yang meminjam untuk keperluan kebutuhan rumah tangga, ada juga yang untuk operasional saat melaut seperti beli bensin dan oli,” jelasnya.

Selama 12 bulan berjalan, dana bunga pinjaman yang terkumpul mencapai Rp113.000. Dari jumlah tersebut, masing-masing anggota memperoleh keuntungan sebesar Rp11.300. Nilai tersebut seharusnya dapat lebih besar apabila seluruh pinjaman dapat dilunasi tepat waktu.

Meski demikian, anggota kelompok tetap bersyukur karena sebagian anggota telah merasakan manfaat dari kegiatan simpan pinjam ini. Selain memperoleh keuntungan, program tersebut juga mulai menumbuhkan kesadaran anggota dalam mengelola keuangan rumah tangga. Walaupun nilai yang diterima tidak besar, manfaatnya dirasakan langsung oleh anggota.

“Anggota kelompok sebanyak 18 orang, adapun total tabungan anggota yang berhasil dihimpun selama satu tahun mencapai Rp3.770.000. Kelompok Sipakullong berharap kegiatan simpan pinjam ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh anggota ke depannya,” tutup Dewi.Menariknya, keuntungan yang diperoleh dari hasil share out tersebut tidak diambil oleh anggota. Mereka sepakat untuk menggunakan dana tersebut sebagai biaya pengawasan malam pada malam terakhir menjelang pembukaan kegiatan yang dijadwalkan pada 30 Desember 2025 mendatang.*

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *