Japesda

Menabung untuk Masa Depan: Penerapan VSLA di Desa Kadoda

KADODA – Bagi sebagian orang, masa depan perlu untuk direncanakan dengan matang. Seperti yang dilakukan Alci Bilullah dan Musna Matorang yang sedang menyiapkan impian mereka dengan rutin menabung dalam kelompok simpan pinjam (Village Saving and Loans Association) Desa Kadoda, Kecamatan Talatako, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

Sebagai seorang nelayan, Alci sudah cukup lama mendambakan sebuah perahu besar dengan satu mesin tempel yang bisa menemaninya untuk melaut. Selama tiga tahun menjadi nelayan, Alci belum pernah memiliki perahu sendiri.

Pernah sekali Alci memiliki perahu bersama teman-teman nelayan perempuan lain, namun perahu ini hanyut karena dihantam ombak besar dan hilang di lautan. Setelah kejadian itu, Alci selalu menumpang di perahu teman-teman nelayan lain secara bergantian.

“Biasanya saya bangun pagi-pagi untuk menyiapkan bensin dan makanan lalu pergi menumpang ke perahu nelayan lain,” ujarnya ketika diwawancarai pada Kamis, (6/2).

Tidak adanya perahu membuat Alci kesulitan, karena perjalanan dan durasi menangkap ditentukan oleh pemilik perahu, tentu saja ini akan berimbas pada hasil tangkapan Alci. Itulah mengapa, menurut Alci penting untuk mempersiapkan masa depannya dengan menabung dan membuat target tabungan.

“Target saya 10 juta, saya ingin membeli perahu besar yang muat untuk saya dan teman-teman pakai melaut,” sambungnya lagi ketika ditanya alasan Alci memilih untuk menabung.

Gambar kehidupan anak-anak di Desa Kadoda, Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Foto oleh: Titania Aminulla.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Musna Matorang atau akrab dipanggil Musna, sebagai ibu rumah tangga, Musna tahu pasti bahwa uang tidak akan datang setiap harinya, sedangkan anak-anaknya akan semakin bertumbuh dan membutuhkan biaya pendidikan yang mahal.

Musna memiliki tiga orang anak, salah satu di antaranya sudah lulus sekolah, sedangkan dua lainnya masih dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Dasar (SD). Dengan menabung, Musna mencoba untuk menyiapkan masa depan anaknya hingga mereka bisa mengenyam pendidikan strata satu.

“Suami saya bekerja sebagai pemotong kayu, pendapatannya kadang tidak menentu,” jelas Musna ketika diwawancarai pada Rabu, (5/2).

Alci dan Musna adalah dua orang perempuan yang membangun harapan dengan menabung di kelompok simpan pinjam yang dibentuk oleh Japesda di Desa Kadoda. Mereka memilih untuk tidak mengambil simpanan mereka dan terus menabung setiap minggunya.

“Uang saya sengaja tidak saya ambil biar tambah banyak dan bisa digunakan ketika ada keperluan mendadak,” ujar Musna.

Menigkatnya harga jual membuat semua hal serba mahal, entah itu barang maupun jasa. Cerita Alci dan Musna adalah cerminan dari semangat masyarakat pesisir Indonesia yang terus berjuang untuk meningkatkan kesejahteraannya. Melalui program-program pemberdayaan masyarakat seperti kelompok simpan pinjam yang dilakukan oleh Japesda, diharapkan dapat mengurangi ketimpangan sosial dan mendorong pembangunan berkelanjutan di daerah pesisir.**

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *