JAPESDA – Tak terasa, lebih dari dua dekade Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (JAPESDA) berdiri. Dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi. Pada awal tahun ini, 5-6 Maret 2022, JAPESDA menggelar musyarawah besar (Mubes) yang keenam kalinya, dengan mengangkat tema: Menguatkan Gerakan Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Dalam periode kepengurusan tahun 2018-2022, JAPESDA telah melakukan kerja-kerja di beberapa desa dampingan, yaitu membantu masyarakat untuk melakukan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, seperti marwah organisasi ketika dideklarasikan 5 Juni 2000 silam. Namun, JAPESDA juga sadar, di balik semua pencapaian yang telah diraih, masih ada banyak hal yang luput dari periode kepengurusan tahun ini.
Menurut Ketua Panitia Mubes, Bambang Mamangkay, adalah tema ‘Menguatkan Gerakan Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam” adalah harapan untuk kepengurusan selanjutnya. Menurutnya, masih banyak isu-isu luput diadvokasi, lantaran keterbatasan sumber daya yang ada di lembaga.
“Alasan lainnya, kata advokasi telah melekat dan menjadi bagian dari nama Japesda Gorontalo sendiri, namun advokasi pada beberapa aspek tidak berjalan maksimal dan menjadi beban moral untuk Japesda Gorontalo sendiri,” kata Bambang.
Ia berharap, kepengurusan selanjutnya akan memperkuat ikatan dengan komunitas/organisasi lingkungan serta pemangku kepentingan lainnya yang ada di Gorontalo. Agar kelestarian hubungan manusia dan lingkungan tetap terjaga.
Mubes JAPESDA diadakan secara hybrid (daring dan luring) di kantor JAPESDA, Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo. Dimulai dari kegiatan Pra-Mubes, yakni penyusunan draft Rencana Strategis (Renstra) yang menggunakan pendekatan tiga aspek pembangunan: ekologi, ekonomi, dan sosial untuk tiga tahun mendatang.
Kemudian, dilanjutkan dengan diskusi online dan temu relawan. Sebagai informasi, momentum Mubes ini juga menjadi ajang bagi JAPESDA untuk menjaring sumber daya manusia (SDM) baru. Saat dibuka pendaftaran relawan, total ada 68 relawan yang mendaftar. Antusias ini menjadi penanda banyaknya anak muda yang ingin terlibat dalam kerja-kerja aktivisme lingkungan, serta menjadi harapan-harapan baru bagi JAPESDA untuk menguatkan advokasi ke depan. ***