Japesda-Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (JAPESDA) dan Yayasan Planet Indonesia (YPI) melakukan penguatan kapasitas bagi anggota kelompok Sipakullong, Selasa 21 Juni 2022. Kelompok Sipakullong merupakan Kelompok Pengelola Usaha berbasis Konservasi yang ada di Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo . Kelompok ini didalamnya mencakup simpan pinjam dan usaha kuliner makanan produk dari bahan dasar gurita.
Pada kegiatan itu, anggota kelompok diberikan pengetahuan tentang pembukuan dan pengelolaan tabungan keuangan, dengan pendekatan pelayanan usaha berbasis masyarakat konservasi (PUMK). Penguatan ini dimaksudkan agar kelompok nelayan meredam JAPESDA tertib administrasi, baik dari pencatatan dan pendataan kelompok.
Kelompok yang mengelola masyarakat secara mandiri tersebut menjadi alternatif bagi warga melakukan penyimpanan uang maupun peminjaman dengan akses yang mudah dan tidak membebani.
“Misi kami ini meningkatkan kualitas hidup nelayan melalui pengelolaan kelompok Sipakullong. Cita-cita kita adalah kelompok yang dikelola warga itu sendiri dengan murah,” kata penasihat Senior Koperasi Konservasi YPI, Rusli Filipus.
Rusli juga memberikan masukan terhadap pengelolaan simpanan kelompok maupun pinjaman anggota. Menurutnya beberapa aturan yang telah disepakati sebelumnya masih terlalu berat untuk dijalankan. Padahal didirikannya kelompok Sipakullong itu untuk memudahkan masyarakat mengakses simpanan dan peminjaman.
“Jadi yang diatur sebelumnya itu 2% bunga untuk pinjaman dan bunga akan berlipat jika terjadi jatuh tempo di bulan berikutnya. Lebih baik bunga itu diatur 2% dari total uang pinjaman, jadi tidak memberatkan untuk anggota,” ujar Rusli yang juga sekretaris YPI yang berpusat di Pontianak.
Ia juga mengatakan, prinsipnya kelompok tersebut mendekatkan fasilitas pinjaman lewat kelompok, yang juga dikelola oleh kelompok itu sendiri. Sehingga hadirnya layanan simpan pinjam tersebut memungkinkan warga tidak melakukan peminjaman di tempat lain dengan bunga yang tinggi.
Diketahui JAPESDA dan YPI menjalin kerjasama kemitraan dalam pengembangan kelompok masyarakat, khususnya dalam pengembangan kelompok pengelola usaha berbasis konservasi.
Sementara itu Findriani Mahmud (Fina) selaku enumerator JAPESDA menjelaskan, kelompok Sipakullong didirikan sejak Oktober tahun 2021, terdiri dari 50 anggota. Kelompok Sipakullong memiliki bidang pengawasan, produksi, pendataan dan ketahanan pangan. Sedangkan simpan pinjam merupakan program yang masuk dalam bidang ketahanan pangan yang mengadopsi sistem koperasi.
“Kelompok ini sebelumnya ada dua yakni kelompok pengawas dan kelompok usaha. Kemudian digabungkan, akhirnya diberi nama Kelompok Sipakulong. Itu sesuai dengan kesepakatan kedua anggota kelompok sebelumnya” kata Fina.
Fina juga menjelaskan bahwa dalam kelompok tersebut memiliki dua jenis simpanan, yakni simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok dibayarkan setahun sekali sejumlah 50 ribu, sedangkan simpanan wajib dibayarkan tiap bulan dengan besaran 10 ribu.
“Simpanan wajib itu kan setiap bulan-nan. Kalau misalnya anggota belum dapat membayar, nanti bisa menjanjikan pada bulan berikutnya.”
Kelompok Sipakullong juga telah mengatur dan menyepakati pinjaman kepada anggota kelompok. Peminjaman di koperasi Sipakullong maksimal sebesar 75% dari besaran tabungan anggota atau harus menyisakan ¼ dari isi tabungan. Aturan tersebut dilakukan agar terjalin kepercayaan dan komitmen anggota demi keberlangsungan kelompok Sipakullong.
“Kami juga (anggota kelompok) sudah menyepakati pada tahun pertama anggota belum dapat melakukan pinjaman. Nanti di tahun kedua anggota baru bisa melakukan pinjaman” kata Fina.
Tidak hanya melakukan aktivitas simpan/pinjam, kelompok Sipakullong juga membuat produk jajanan bakso. Uniknya produk bakso yang mereka buat berbahan dasar dari gurita.
“Kami saat ini masih melakukan beberapa percobaan untuk memaksimalkan produk yang kami buat.”
Merti Onti, salah satu anggota kelompok Sipakullong saat ini memiliki tabungan sekitar 500 ribu rupiah. Menurutnya layanan simpan pinjam ini sangat membantu dan iuran perbulannya cukup terjangkau.
“Ya, walaupun sekarang ini bahan dapur serba mahal, minyak goreng di botol kemasan air mineral saja itu 20 ribu. Untunglah iuran hemat murah,” kata Ibu Merti.
Senada dengan Ibu Merti, anggota kelompok Ibu Meni Jalil pun mengatakan hal yang sama. Menurutnya simpan pinjam kelompok Sipakullong lebih ringan dan mudah dibandingkan dengan koperasi pada umumnya.