
Japesda- Ada hal yang unik dari program Japesda di desa-desa pesisir binaan Japesda, program ini adalah pendataan tangkapan gurita yang didapatkan oleh nelayan. Dari pendataan ini akan dicatat bobot dan panjang gurita sehingga bisa dilihat sejauh apa perkembangan gurita yang ada di perairan lepas. Informasi mengenai pendataan ini kemudian akan disampaikan dan didiskusikan bersama nelayan yang ada di desa.
Contohnya kegiatan Umpan Balik Data atau Data Feedback Session (DFS) yang kemarin sempat dilaksanakan di Desa Kadoda, Selasa, 26 Maret. Dalam kegiatan ini, enumerator membuka ruang diskusi dan juga memaparkan data-data yang telah dihimpun dari tangkapan para nelayan dan masyarakat setempat.
“Kegiatan DFS ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh kepada semua masyarakat tentang kondisi perikanan gurita diperairan setelah dilakukannya buka tutup sementara melalui visualisasi data oleh tim japesda dan pendataan lokal,” ucap Tania selaku pendamping desa Kadoda.
Beberapa informasi data yang disampaikan berupa total tangkapan gurita per tahun, bisa dilihat trend tangkapan gurita yang terdata sejak 2021 sebanyak 6.651 ekor ditahun 2022 naik menjadi 9.663 ekor yang kemudian ditahun 2023 turun menjadi 4.776 ekor kemudian pada tahun 2024 yakni pada bulan Januari- Februari mencapai 1.002 ekor.

Data yang telah dipaparkan di atas adalah total pendapatan per tahun; pada tahun 2021 total berat gurita yang terhitung tangkapan nelayan dengan bobot gurita 4.746,67 kg. Tahun 2022 bobot gurita mencapai 7.707,3 kg dan di tahun 2023 bobot gurita turun menjadi 3.788,1 kg dan tahun 2024 yakni bulan Januari- Februari telah mencapai 816 kg.
Selain itu, data perbandingan jumlah tangkapan satu bulan sebelum penutupan dengan jumlah tangkapan saat pembukaan. Pada Oktober 2023 satu bulan sebelum penutupan data jumlah gurita sebanyak 298 ekor dengan berat 257,1 kg sedangkan setelah diberlakukan penutupan sementara selama kurang lebih 3 bulan data jumlah tangkapan pada saat pembukaan mencapai 658 ekor dengan berat 531,8 kg.
“Berdasarkan data tersebut diketahui bersama bahwa pada tahun 2023 terjadi penurunan jumlah tangkapan,” Ucap tania lagi, menyikapi hal ini , japesda bersama nelayan dan Masyarakat desa kemudian mendiskusin kendala-kendala yang membuat penurunan dalam hasil tangkapan nelayan.
Menurut Irwan Kusani, salah satu nelayan gurita di desa Kadoda, beberapa hal yang menjadi penyebab penurunan ini adalah, “banyaknya nelayan yang berhenti sementara untuk mencari gurita dan memilih untuk melakukan pekerjaan lain karena penurunan harga gurita di pasaran, cuaca buruk dan patrol pengawasan pada lokasi penutupan sementara yang belum maksimal.” **