Setelah penutupan lokasi tangkap gurita resmi dibuka, nelayan Desa Uwedikan, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah mulai melakukan aktivitas menangkap gurita. Hasilnya nelayan mampu mendapatkan gurita 1,5 sampai 3 kilogram. Foto: Zulkifli Mangkaw
Penantian panjang nelayan Desa Uwedikan, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah kini terbayar sudah. Pasalnya selama tiga bulan nelayan di desa itu harus rela berpuasa menangkap gurita. Karena lokasi tangkap gurita mereka sedang ditutup sementara.
Kini mereka sudah bisa tersenyum sumringah, setelah lokasi tangkap gurita dibuka pada 20 Desember 2022 kemarin. Hari kedua pembukaan lokasi tangkap gurita, nelayan sudah mendapatkan hasil yang positif. Memang Tangkapan tak melimpah namun gurita yang ditangkap cukup memiliki ukuran yang besar.
“Dengan penutupan sementara ini, tangkapan gurita saya sedikit. Tapi, bobotnya lebih bagus dan secara ekonomi bisa memberikan dampak yang bagus untuk pendapat saya,” kata Anwar Pinous salah satu nelayan penangkap gurita di Desa Uwedikan, Rabu (21/12/22).
Pada pembukaan lokasi tangkap gurita hari kedua, nelayan Uwedikan mendapatkan hasil tangkapan yang cukup bagus. Rata-rata hasil tangkapan gurita memiliki bobot 1,5 hingga 3 kilo gram.
Anwar mengatakan bahwa, kegiatan penutupan sementara yang diinisiasi Kelompok Pengelola Usaha Konservasi (KOMPAK) dan Jaring Pengelolaan Sumberdaya Alam (JAPESDA) membawa hal baik untuknya. Apalagi kegiatan yang dilakukan demi masyarakat Desa Uwedikan.
“Saya sangat bersyukur JAPESDA melakukan kegiatan disini. Kami jadi banyak belajar dan dapat ilmu. Itu benar dan saya merasakanya” kata Anwar yang juga anggota kelompok KOMPAK.
Ungkapan Anwar memang terasa seperti buah bibir saja. Namun sudah kali kedua penutupan lokasi tangkap gurita dilakukan di Desa Uwedikan dan menunjukkan tren yang baik. Seperti yang diungkapkan Ketua kelompok KOMPAK, Irham Sumang, bawa penutupan sementara di Desa Uwedikan sangat memberikan dampak baik dari segi tangkapan maupun ekonomi.
“Panen gurita di laut ini merupakan bagian dari kerja keras kita selama tiga bulan lamanya. Sekali lagi, mari kita sama-sama mendukung program yang dapat memberikan dampak yang baik bagi hasil pendapatan kita sebagai nelayan,” kata Irham pada seremoni kegiatan pembukaan lokasi tangkap gurita, selasa (20/12/22) kemarin.
Nelayan Uwedikan ingin kegiatan penutupan terus berlanjut.
Dua kali penutupan sementara lokasi tangkap gurita positif, Irham mewakili kelompoknya berharap agar kegiatan penutupan dapat terus berlanjut. Harapan itu tentu untuk meningkatkan taraf ekonomi bagi nelayan di desanya.
“Program ini kami harapkan akan terus berlanjut dan bisa jadi bagian dari program desa juga,” katanya
Kerja keras dan kesabaran yang dilakukan selama penutupan sementara, baik itu patroli pengawasan hingga tiba puncak panen. Irham mengatakan bahwa kelompok sudah melakukan upaya yang terbaik dan mandiri, harapannya upaya yang baik ini mampu diperhatikan oleh pemerintah.
“Kami hanya berharap juga, nasib kami nelayan dapat diperhatikan oleh pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten,” kata Irham.
Harapan itu juga disampaikan oleh Zulkifli Mangkaw selaku Staf Lapangan JAPESDA yang berkegiatan pengelolaan perikanan gurita di Desa Uwedikan. Menurutnya pemerintah harus ikut andil dan mengakomodir kegiatan yang dilakukan kelompok demi meningkatkan taraf hidup nelayan itu sendiri.
“Kegiatan ini juga sangat kami harapkan dapat diakomodir oleh pihak pemerintah apalagi sekarang sudah ada kepala desa yang baru. Yang bisa memberi semangat yang baru juga terkait pengelolaan perikanan yang baik,” katanya.
Menurut Zulkifli, pengelolaan perikanan adalah langkah yang baik bagi ekosistem laut. Tentu dampak yang baik itu akan turut dirasakan oleh masyarakat secara ekonomi. Upaya yang dilakukan salah satunya adalah buka tutup sementara lokasi tangkap gurita yang sudah dua kali dilangsungkan di Desa Uwedikan.
“Buka tutup lokasi tangkap gurita yang sebentar lagi akan kita buka ini adalah salah satu contoh pengelolaan yang baik tersebut” terang Zulkifli.
Ia juga menjelaskan bahwa pengelolaan perikanan berbasis konservasi harus didasari kesadaran dan kepatuhan masyarakat menjadi kunci kesuksesan kegiatan penutupan sementara berlangsung. Namun, kata Zulkifli kegiatan tersebut akan menjadi lebih baik jika ada keterlibatan berbagai pihak baik pemerintah maupun organisasi non pemerintah.
Harapan Nelayan itu pun dijawab Asir Labani selaku Pemerintah Desa Uwedikan. Ian berkomitmen akan terus mendukung program penutupan sementara yang dilakukan nelayan. Menyeriusi potensi perikanan di Desa Uwedikan itu, pemerintah akan membuat peraturan desa terkait buka tutup sementara.
“Saya juga ingin memperbaiki tata kelola desa khususnya wilayah laut dan bisa berdampak dengan baik pada nelayan itu sendiri. Ke depan kita mau memperkuat pengelolaan ini dengan ditunjang melalui peraturan desa,” Kata Asir.
Menurut Asir, Desa Uwedikan memiliki potensi besar dibidang perikanan, sehingga butuh keseriusan dalam pengelolaan. Peraturan desa menjadi penunjang dalam mensukseskan pengelolaan perikanan berkelanjutan.
“Kami berharap tim Japesda dapat membantu menguatkan kegiatan ini, melalui pembaharuan atau revisi perdes yang telah ada sebelumnya. Kegiatan buka tutup ini desa tidak akan diam dan akan tetap memperhatikan program ini,” kata Asir.
Sementara itu Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Banggai, Mukimin mengapresiasi penutupan yang dilakukan Nelayan Uwedikan. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini jangan sampai mandek dan terus dilakukan.
“Saya harap ini bisa menjadi perhatian kita bersama. Dan tidak hanya dilakukan lalu dilupakan begitu saja. Harus terus dilaksanakan ini sampai dengan manfaat yang baik bisa dirasakan secara bersama,” kata Mukimin yang turut hadir pada kegiatan pembukaan penutupan sementara.
Selanjutnya ia ingin terlibat dalam kegiatan penutupan sementara. Menurunnya aktivitas penangkapan ikan tak ramah masih sering terjadi. Sehingga keterlibatan lembaga pemerintah PSDKP perlu turut terlibat untuk mencegah penangkapan tidak ramah itu.
“Kami juga membuka diri mengenai laporan-laporan yang didapatkan nelayan jika menemui hal2 tersebut di lokasi tangkapan nelayan. Kedepan kita bisa bersinergi bersama terkait pengelolaan lokasi perikanan di desa melalui sistem buka tutup semntara,” harap Mukimin.