
TOROSIAJE- Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, peribahasa yang menunjukkan sikap kerja sama atau gotong royong, hal ini sering kita jumpai di sendi-sendi kehidupan masyarakat desa. Begitu pula dengan Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato. Di desa ini, prinsip gotong royong menjadi prinsip kerja mereka. Bekerja bersama-sama dan bersukaria bersama-sama.
Seperti pagi itu, Rabu, 12 Maret, pukul 07.00, para nelayan desa beramai-ramai turun ke pantai. Hari ini sesuai kesepakatan bersama, mereka akan melakukan ritual adat Tiba Pina −ritual adat masyarakat Desa Torosiaje, berguna sebagai bentuk silaturahmi dan memohon keberkahan dengan leluhur mereka di laut− lalu memasang pelampung larangan di dua titik yang sudah mereka pilih sebelumnya, titik-titik ini yaitu pulau Torosiaje Kecil dan Torosiaje Besar, dengan luasan keduanya mencapai 281 Hektar.

“Kami sepakat, tidak ada yang datang ke lokasi lebih dulu, melainkan kita harus bersama-sama berangkat dari titik kumpul. Ini akan menunjukkan ke masyarakat bahwa kekompokkan dan kebersamaan kita selalu erat dan terjaga,” ujar Jakson Sompah selaku Ketua Pokmaswas.
Para nelayan ini sedang melakukan penjagaan bersama area tangkap gurita mereka, atau akrab dikenal dengan sebutan penutupan sementara area tangkap gurita. Ini adalah yang keempat kalinya mereka melakukan penutupan area tangkap, area ini akan ditutup selama hampir tiga bulan, dengan harapan akan memberikan waktu untuk perkembangbiakan gurita. Selama tiga bulan ditutup, para nelayan juga sudah bersepakat membuat jadwal penjagaan dan patroli, agar supaya mereka semua terlibat dalam upaya penutupan ini.

Beberapa hari sebelum penutupan area tangkap dilaksanakan, para nelayan desa bersama fasilitator dari Japesda, memilih untuk menyewa mobil bak terbuka. Mereka pergi bersama-sama ke toko terdekat, membeli pelampung, membeli cat semprot merah, membeli kain putih untuk bendera, dan beberapa keperluan lain. Barang-barang yang mereka beli, lalu diangkut menggunakan mobil hingga ujung jembatan penghubung. Dari mobil, barang ini mereka pindahkan ke kapal-kapal mereka, untuk disebrangkan ke sekretariat yang ada di tengah Desa Torosiaje Laut.
Mereka membagi tugas, ada yang membeli bahan, ada yang mengangkat, ada yang menjahit, ada yang melakukan undangan ke aparat desa, ada yang melakukan pemberitahuan ke masjid, ada pula yang melakukan pemberitahuan ke desa-desa tetangga. Karena menurut Abdul Halik Mappa selaku Badan Ketua Kelompok Sipakullong,
“Kegiatan ini sangat penting bagi kita, ini adalah upaya bersama, semoga kebersamaan kita selalu terjaga dan salin support agar kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar.” **